BAGIKAN DAN BACA UNTUK IBU MU!!!JIKA INGIN IBUMU MASUK SURGA!!YA ALLAH YA TUHANKU ?? JADIKANLAH IBUKU,IBUKU ,IBUKU SEBAGAI PENGHUNI SURGAMU AMIN YAROBBAL ALAMIN
Sepasang mata memancar penuh kebahagiaan, " dapat saya saksikan bayi saya, dok..? " pinta seorang Ibu yang baru saja melahirkan anak pertamanya.
Sekianlah awal dari cerita yang kami catat peluang ini, saat gendongan itu telah beralih ke tangannya serta ia buka selimut yang membungkus muka bayi lelaki mungil itu, Ibu itu menahan nafasnya.
Dokter yang menungguinya juga selekasnya berbalik saksikan ke arah luar jendela. Bayi itu dilahirkan tak ada ke-2 irislah daun telinga..! Tersentak, dug!! Jantung Ibu berdegup keras, tidak tahu apa yang dirasakannya serta yang tentu anak lelaki mungil ini yaitu rejeki yang dititikan oleh Tuhan.
Akan tetapi saat juga tunjukkan, meskipun tak ada daun telinga, pendengaran bayi yang sekarang ini sudah tumbuh jadi seseorang anak itu, tetaplah bekerja dengan prima. Cuma penampilannya saja yang benar-benar terlihat sedikit lain yg tidak tampak seperti relasi sepermainannya.
Satu hari anak lelaki itu berlarian pulang ke tempat tinggal serta selekasnya membenamkan berwajah di pelukan sang Ibu sambil menangis tidak ada henti. Ibu itu sungguh bisa turut rasakan apabila hidup anak lelakinya tentu penuh dengan kekecewaan serta tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak sambil berkata,
" Ibu... seorang anak lelaki besar menghinaku. Tuturnya, saya ini makhluk aneh, masa' anak manusia ndak punya daun telinga... " Ibunya juga tak dapat berkata apa-apa lagi, cuma tetesan air mata serta belai lembut yang dapat ia berikanlah.
Saat selalu berlalu serta th. juga bertukar. Anak lelaki itu sekarang ini telah tumbuh dewasa. Meskipun tak ada daun telinga, ia cukup tampan dibalik ketidak-sempurnaannya. Ia juga mulai disukai sebagian relasi di sekolahnya. Ia juga memiliki bakat di bagian musik serta menulis.
Kehendaki sekali ia jadi ketua kelas, tetapi Ibunya senantiasa mengingatkan, " tidakkah dengan jadi ketua kelas itu nantinya anda bakal bergaul dengan semakin banyak lagi remaja-remaja yang lain? serta apakah anda telah siap dengan semua konsekwensinya, anakku? " jauh di lubuk hatinya, Ibu itu rasakan terenyuh yang demikian begitu.
Satu hari bapak anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan daun telinga untuk dia.
" Saya yakini saya dapat memindahkan sepasang telinga untuk dia. Namun mesti ada seorang yang bersedia mendonorkan telinganya " kata dokter
itu. Lalu, ke-2 orang-tua itu mulai mencari siapa yang inginkan mengorbankan telinga serta mendonorkannya pada anaknya.
Beberapa bln. telah berlalu. serta tibalah sekarang ini waktunya mereka memanggil anak lelakinya, " Nak, seseorang yg tak menginginkan di kenal sudah bersedia mendonorkan telinganya untukmu. Kami mesti selekasnya mengirimmu ke rumah sakit untuk diakukan operasi. Tetapi, semuanya demikian rahasia " kata sang bapak.
Alhasil, operasi juga jalan dengan berhasil. Seseorang lelaki baru juga sudah lahir. Lelaki tampan dengan bakat musiknya yang hebat serta kepiawaiannya dalam menulis prosa, puisi serta sajaknya bisa pula mengubah dianya jadi kejeniusan sendiri. Ia juga terima demikian banyak penghargaan. Demikian saat itu ia juga menikah serta bekerja sebagai seseorang diplomat.
Ia menjumpai ayahnya, " Yah, saya mesti tahu siapa yang sudah bersedia mengorbankan ini semuanya padaku. Ia sudah berbuat satu hal yang besar tetapi saya walau belum membalas kebaikannya. "
Ayahnya menjawab, " Bapak yakini anda takkan dapat membalas kebaikan hati orang yang sudah berikanlah telinga itu anakku. " Setelah terdiam sebentar ayahnya meneruskan, " Sama seperti perjanjian, belum waktunya bagimu untuk tahu semua rahasia ini. "
Th. bertukar th.. Ke-2 orang-tua lelaki itu tetaplah menaruh rahasianya rapat-rapat. Sampai satu saat, satu berita menyedihkan diterima oleh keluarga itu. di hari itu bapak serta anak lelaki itu mesti terima kenyataan, berdiri terpaku di depan jenazah ibunya.
Sang Ibu sudah berpulang..!!
Demikian perlahan, di sela-sela tetes air matanya, sang bapak membelai lembut rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu lantas berkata lirih pada anaknya, " Anakku, cobalah anda sibakkan rambut Ibumu... "
Anak itupun menuruti apa kata Ayahnya, dengan tangan gemetar, ia menyibakkan rambut Ibunya hingga tampaklah apabila sebenarnya sang ibu tak mempunyai daun telinga lagi. Klak..! Seperti tercekat kerongkongan anak itu bahkan juga sekedar untuk menelan ludah saja, itu sekian susah baginya.
" Tidakkah ibumu pernah berkata bila ia gemari sekali dapat memanjangkan rambutnya, " bisik sang bapak. " serta tidak seorang juga paham apabila ia sudah kehilangan sedikit kecantikannya bukan? Kecantikan yang sejati itu tak ada pada penampilan badan tetapi ada didalam hatinya.
Harta karun yang hakiki itu tak ada pada apa yang dapat tampak, tetapi pada apa yg tidak bisa diliat. Cinta yang sejati tak ada pada 'apa yang sudah diakukan serta di ketahui', namun pada 'apa yang sudah diakukan namun tak di ketahui. '
Anak itu bergetar tidak kuasa menahan air matanya yang deras mengalir, menangis tak ada henti sembari memeluk jasad Ibunya erat-erat, " TERIMA KASIH IBU " sungguh pengorbananmu yaitu mukjizat Tuhan.
Sekianlah awal dari cerita yang kami catat peluang ini, saat gendongan itu telah beralih ke tangannya serta ia buka selimut yang membungkus muka bayi lelaki mungil itu, Ibu itu menahan nafasnya.
Dokter yang menungguinya juga selekasnya berbalik saksikan ke arah luar jendela. Bayi itu dilahirkan tak ada ke-2 irislah daun telinga..! Tersentak, dug!! Jantung Ibu berdegup keras, tidak tahu apa yang dirasakannya serta yang tentu anak lelaki mungil ini yaitu rejeki yang dititikan oleh Tuhan.
Akan tetapi saat juga tunjukkan, meskipun tak ada daun telinga, pendengaran bayi yang sekarang ini sudah tumbuh jadi seseorang anak itu, tetaplah bekerja dengan prima. Cuma penampilannya saja yang benar-benar terlihat sedikit lain yg tidak tampak seperti relasi sepermainannya.
Satu hari anak lelaki itu berlarian pulang ke tempat tinggal serta selekasnya membenamkan berwajah di pelukan sang Ibu sambil menangis tidak ada henti. Ibu itu sungguh bisa turut rasakan apabila hidup anak lelakinya tentu penuh dengan kekecewaan serta tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak sambil berkata,
" Ibu... seorang anak lelaki besar menghinaku. Tuturnya, saya ini makhluk aneh, masa' anak manusia ndak punya daun telinga... " Ibunya juga tak dapat berkata apa-apa lagi, cuma tetesan air mata serta belai lembut yang dapat ia berikanlah.
Saat selalu berlalu serta th. juga bertukar. Anak lelaki itu sekarang ini telah tumbuh dewasa. Meskipun tak ada daun telinga, ia cukup tampan dibalik ketidak-sempurnaannya. Ia juga mulai disukai sebagian relasi di sekolahnya. Ia juga memiliki bakat di bagian musik serta menulis.
Kehendaki sekali ia jadi ketua kelas, tetapi Ibunya senantiasa mengingatkan, " tidakkah dengan jadi ketua kelas itu nantinya anda bakal bergaul dengan semakin banyak lagi remaja-remaja yang lain? serta apakah anda telah siap dengan semua konsekwensinya, anakku? " jauh di lubuk hatinya, Ibu itu rasakan terenyuh yang demikian begitu.
Satu hari bapak anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan daun telinga untuk dia.
" Saya yakini saya dapat memindahkan sepasang telinga untuk dia. Namun mesti ada seorang yang bersedia mendonorkan telinganya " kata dokter
itu. Lalu, ke-2 orang-tua itu mulai mencari siapa yang inginkan mengorbankan telinga serta mendonorkannya pada anaknya.
Beberapa bln. telah berlalu. serta tibalah sekarang ini waktunya mereka memanggil anak lelakinya, " Nak, seseorang yg tak menginginkan di kenal sudah bersedia mendonorkan telinganya untukmu. Kami mesti selekasnya mengirimmu ke rumah sakit untuk diakukan operasi. Tetapi, semuanya demikian rahasia " kata sang bapak.
Alhasil, operasi juga jalan dengan berhasil. Seseorang lelaki baru juga sudah lahir. Lelaki tampan dengan bakat musiknya yang hebat serta kepiawaiannya dalam menulis prosa, puisi serta sajaknya bisa pula mengubah dianya jadi kejeniusan sendiri. Ia juga terima demikian banyak penghargaan. Demikian saat itu ia juga menikah serta bekerja sebagai seseorang diplomat.
Ia menjumpai ayahnya, " Yah, saya mesti tahu siapa yang sudah bersedia mengorbankan ini semuanya padaku. Ia sudah berbuat satu hal yang besar tetapi saya walau belum membalas kebaikannya. "
Ayahnya menjawab, " Bapak yakini anda takkan dapat membalas kebaikan hati orang yang sudah berikanlah telinga itu anakku. " Setelah terdiam sebentar ayahnya meneruskan, " Sama seperti perjanjian, belum waktunya bagimu untuk tahu semua rahasia ini. "
Th. bertukar th.. Ke-2 orang-tua lelaki itu tetaplah menaruh rahasianya rapat-rapat. Sampai satu saat, satu berita menyedihkan diterima oleh keluarga itu. di hari itu bapak serta anak lelaki itu mesti terima kenyataan, berdiri terpaku di depan jenazah ibunya.
Sang Ibu sudah berpulang..!!
Demikian perlahan, di sela-sela tetes air matanya, sang bapak membelai lembut rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu lantas berkata lirih pada anaknya, " Anakku, cobalah anda sibakkan rambut Ibumu... "
Anak itupun menuruti apa kata Ayahnya, dengan tangan gemetar, ia menyibakkan rambut Ibunya hingga tampaklah apabila sebenarnya sang ibu tak mempunyai daun telinga lagi. Klak..! Seperti tercekat kerongkongan anak itu bahkan juga sekedar untuk menelan ludah saja, itu sekian susah baginya.
" Tidakkah ibumu pernah berkata bila ia gemari sekali dapat memanjangkan rambutnya, " bisik sang bapak. " serta tidak seorang juga paham apabila ia sudah kehilangan sedikit kecantikannya bukan? Kecantikan yang sejati itu tak ada pada penampilan badan tetapi ada didalam hatinya.
Harta karun yang hakiki itu tak ada pada apa yang dapat tampak, tetapi pada apa yg tidak bisa diliat. Cinta yang sejati tak ada pada 'apa yang sudah diakukan serta di ketahui', namun pada 'apa yang sudah diakukan namun tak di ketahui. '
Anak itu bergetar tidak kuasa menahan air matanya yang deras mengalir, menangis tak ada henti sembari memeluk jasad Ibunya erat-erat, " TERIMA KASIH IBU " sungguh pengorbananmu yaitu mukjizat Tuhan.
BAGIKAN DAN BACA UNTUK IBU MU!!!JIKA INGIN IBUMU MASUK SURGA!!YA ALLAH YA TUHANKU ?? JADIKANLAH IBUKU,IBUKU ,IBUKU SEBAGAI PENGHUNI SURGAMU AMIN YAROBBAL ALAMIN
Reviewed by aku
on
20.05
Rating:
Tidak ada komentar