SUBHANALLAH,tolong share!! SANGATLAH BERUNTUNG JIKA ANAK PERTAMA ANDA PEREMPUAN, KARNA MEMBAWA BERKAH... INILAH PENJELASANYA.

Karena anak yaitu hibah dari Allah, sesaat manusia cuma bisa memohon. Sampai yang lebih utama yaitu berusaha mensyukuri hadirnya semuanya anaknya.

“Hanya punya Allah-lah kerajaan langit serta bumi, Dia membuat apa yang Dia kehendaki. Dia berikan anak-anak perempuan pada siapa yang Dia kehendaki dan berikan anak-anak lelaki pada siapa yang Dia kehendaki. ” (QS. as-Syura : 49)
Dalam ayat ini, saat Allah bercerita nikmat anak yang Allah berikanlah pada hamba-Nya, Allah mulai dengan anak perempuan, baru anak lelaki.
Sebagian ulama tahu, urutan ini tidaklah tanpa ada arti. Artinya, mungkin saja saja mereka yang dikaruniai Allah anak perempuan sebagai anak pertama, itu yaitu tanda kebaikan buat dia.
Al-Qurthubi dalam tafsirnya membawakan informasi teman dekat Watsilah bin al-Asqa’,
“Bagian dari keberkahan wanita, waktu dia melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin perempuan, terlebih dulu anak lelaki. Karena Allah berfirman, (yang artinya) : “Dia berikan anak-anak perempuan pada siapa yang Dia kehendaki dan berikan anak-anak lelaki pada siapa yang Dia kehendaki”. Dalam ayat ini Allah mulai dengan anak perempuan. ” (Tafsir al-Qurthubi, 16/48).
Hadisnya Dhaif


Ada cerita yang marfu’ dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengatakan bila keberkahan wanita, waktu anak pertamanya perempuan. Namun semua cerita marfu’ ini statusnya dhaif.
Salah satunya, diterangkan asy-Syaukani dalam tafsirnya, cerita yang dibawakan Ibnu Mardawaih dan Ibnu Asakir dari Watsilah bin Asqa’ dengan cara marfu’, “Bagian dari keberkahan wanita, anak pertamanya perempuan. Lantaran Allah berfirman (yang artinya), “Dia berikan anak-anak perempuan pada siapa yang Dia kehendaki dan memberi anak-anak lelaki pada siapa yang Dia kehendaki. ” (Fathul Qadir, 4/776)
Demikian juga diriwayatkan ad-Dailami dalam musnadnya dari Aisyah lewat cara marfu’,
“Bagian dari keberkahan wanita pada suaminya, mahar yang murah dan anak pertama perempuan”. (hadis ini di-dhaif-kan as-Sakhawi dalam al-Maqashid al-Hasanah).
Terlepas dari status hadisnya yang miliki masalah, anak yaitu anugrah dari Allah. Sebentar manusia tidak memiliki pilihan untuk memastikan tipe kelamin buah hatinya. Karena anak yaitu hibah dari Allah, sesaat manusia hanya bisa memohon. Sampai yang lebih utama yaitu berupaya mensyukuri hadirnya semua anaknya.
Beberapa ulama menilainya keberuntungan untuk yang memiliki anak perempuan, untuk bangun sikap optimis pada masing-masing anugrah yang Allah berikanlah. Agar jangan sampai nampak perasaan sial, seperti yang diakui masyarakat jahiliyah.
Allah katakan tanda-tanda mereka dalam al-Qur’an,
“Apabila seorang dari mereka diberi berita dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, serta dia demikian geram. () Ia sembunyikan dianya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang di berikan padanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau mungkin saja akan menguburkannya kedalam tanah (hidup-hidup)?. ” (QS. an-Nahl : 58 – 59) (ukthiindo)
Hide Original Sentences
SUBHANALLAH, SANGATLAH BERUNTUNG JIKA ANAK PERTAMA ANDA PEREMPUAN, KARNA MEMBAWA BERKAH... INILAH PENJELASANYA. 16 YEARS AGO UNKNOWN Facebook Karena anak adalah hibah dari Allah, sementara manusia hanya dapat memohon. Hingga yang lebih penting adalah berusaha mensyukuri kehadiran semua anaknya. “Hanya milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberi anak-anak perempuan pada siapa yang Dia kehendaki serta memberi anak-anak lelaki pada siapa yang Dia kehendaki. ” (QS. as-Syura : 49) Dalam ayat ini, saat Allah menceritakan nikmat anak yang Allah berikan pada hamba-Nya, Allah mulai dengan anak perempuan, baru anak lelaki. Beberapa ulama mengerti, urutan ini bukanlah tanpa makna. Artinya, mungkin saja mereka yang dikaruniai Allah anak perempuan sebagai anak pertama, itu adalah sinyal kebaikan untuk dia. Al-Qurthubi dalam tafsirnya membawakan info teman dekat Watsilah bin al-Asqa’, “Bagian dari keberkahan wanita, saat dia melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin perempuan, sebelumnya anak lelaki. Lantaran Allah berfirman, (yang artinya) : “Dia memberi anak-anak perempuan pada siapa yang Dia kehendaki serta memberi anak-anak lelaki pada siapa yang Dia kehendaki”. Dalam ayat ini Allah mulai dengan anak perempuan. ” (Tafsir al-Qurthubi, 16/48). Hadisnya Dhaif Ada kisah yang marfu’ dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengatakan kalau keberkahan wanita, saat anak pertamanya perempuan. Tetapi semuanya kisah marfu’ ini statusnya dhaif. Salah satunya, dijelaskan asy-Syaukani dalam tafsirnya, kisah yang dibawakan Ibnu Mardawaih serta Ibnu Asakir dari Watsilah bin Asqa’ dengan cara marfu’, “Bagian dari keberkahan wanita, anak pertamanya perempuan. Karena Allah berfirman (yang artinya), “Dia memberi anak-anak perempuan pada siapa yang Dia kehendaki serta memberi anak-anak lelaki pada siapa yang Dia kehendaki. ” (Fathul Qadir, 4/776) Demikian pula diriwayatkan ad-Dailami dalam musnadnya dari Aisyah dengan cara marfu’, “Bagian dari keberkahan wanita pada suaminya, mahar yang murah serta anak pertama perempuan”. (hadis ini di-dhaif-kan as-Sakhawi dalam al-Maqashid al-Hasanah). Lepas dari status hadisnya yang punya masalah, anak adalah anugrah dari Allah. Sesaat manusia tak mempunyai pilihan untuk memastikan type kelamin buah hatinya. Lantaran anak adalah hibah dari Allah, sementara manusia cuma dapat memohon. Hingga yang lebih penting adalah berupaya mensyukuri hadirnya semuanya anaknya. Para ulama menilainya keberuntungan untuk yang mempunyai anak perempuan, untuk bangun sikap optimis pada tiap-tiap anugrah yang Allah berikan. Supaya jangan pernah muncul perasaan sial, seperti yang dipercaya masyarakat jahiliyah. Allah katakan ciri-ciri mereka dalam al-Qur’an, “Apabila seorang dari mereka di beri kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia begitu marah. () Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang di sampaikan padanya. Apakah dia bakal memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau mungkin bakal menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. ” (QS. an-Nahl : 58 – 59) (ukthiindo)